CARA KERJA PIL EKSTASI
1. Pendahuluan
Pil ecstacy dikenal juga sebagai pil setan atau pil
surga. Pil ini menjadi bahan pembicaraan di segala lapisan masyarakat.
Sama seperti pemecahan masalah di sektor-sektor lain, dalam kasus
ecstacy pun keputusan pemerintah dan aparat terkait dianggap sebagai
kata akhir seluruh proses yang sedang berlangsung. "Pil berbahaya dan
ancaman terhadap masa depan dan akhlak generasi muda, n itulah simpul
keputusan birokrasi politik, keamanan, kebudayaan, dan ekonomi.
Di
AS misalnya, pil setan ini muncul pertama kali tahun 1960-an dan
disebut Pil Cinta. Kehadirannya bersamaan dengan maraknya kaum hippies,
yang menolak kemapanan kekuasaan dan sistem ekonomi. Hanya saja ecstacy
pada periode itu belum secanggih sekarang. Tahun 1980-an pil ini mulai
populer lagi di AS, dan menghilang akhir dekade itu juga. Sedang di
Inggris pil ini menjadi trend pada akhir tahun 1980-an, dan hanya
bertahan hingga awal tahun 1990-an. Waktu itu London diguncang apa yang
disebut pesta gila-gilaan di kalangan muda. Ratusan atau bahkan ribuan
anak muda berpesta ria di gudang-gudang tua untuk menghindar dari
kejaran dan intaian polisi. Keadaan waktu itu barangkali tidak berbeda
jauh dari apa yang dilakukan oleh sebagian kalangan muda di kota-kota
besar di Indonesia pada saat ini.
Ecstacy yang dalam rumus kimianya
disebut MDMA (methylenedioxy-N-methylamphetamine), unsur dasarnya adalah
MDA X (3,4-methylenedioxy-phenylisopropylamine) yang ditemukan pada
tahun 1910 oleh ahli kimia Jerman yaitu Dr G Mannish dan Dr W Jacobson.
Namun baru tahun 1939 temuan ini dicoba pada hewan percobaan dan
memberikan efek terhadap susunan saraf pusat. Pada Perang Dunia II
tentara Jerman banyak menggunakan MDA untuk menghilangkan rasa jenuh dan
rasa takut. Sebaliknya tentara AS di medan perang setiap hari diberi
satu pil amphetamin dalam makanan kalengnya.
Pertengaham tahun 1950,
Prof Gordon Alles dari University of California (yang juga menemukan
amphetamin tahun 1927), mengembangkan MDA. Setelah diuji di laboratorium
pada kadar 70 sampai 150 mg, ternyata efeknya sangat luar biasa dalam
mempengaruhi susunan saraf pusat. Penemuan tersebut pada tahun 1960
menjadi sangat populer dan banyak digunakan di kalangan kaum hippies.
Penemuan
selanjutnya yang cukup mengherankan adalah tentang unsur utama MDA yang
ternyata bisa dibuat dari sekitar setengah lusin jenis akar dan
buah-buahan. Salah satu yang paling ampuh adalah minyak buah dan bunga
pala. Melalui proses kimia dan direaksikan dengan amoniak, maka dari
sari pati minyak buah dan bunga pala bisa diperoleh MDMA yang kemudian
terkenal dengan nama esctasy yang artinya suatu kenikmatan yang luar
biasa dan penuh pesona.
Saat ini MDMA sudah dimodifikasi sedemikian
rupa dengan berbagai unsur kimia lainnya, sehingga mencapai efek seperti
yang diharapkan oleh pembuatnya. Di Belanda misalnya, sedikitnya ada 16
jenis ecstacy yang kesemuanya menimbulkan rangsangan yang berbeda.
Sebagai contoh, jenis Dlavbov bisa menimbulkan halusinasi, sementara
jenis lain bisa menimbulkan rangsangan tertawa dan gembira. Sedang tango
yang banyak beredar di Indonesia sekarang, sebenarnya lebih banyak
mengandung unsur speed, yang membuat pemakainya selalu ingin
menggerak-gerakkan tubuh.
2. Mekanisme kerja farmakologi ecstacy
Menurut
pakar farmakologi amphetamin dan turunannya (termasuk ecstacy)
merupakan bahan neurotransmitter (pengantar rangsang) simpatik, yang
merangsang organ jantung dan otak.
- Zat ini merangsang pengeluaran
adrenalin dan nor adrenalin yang mengakibatkan kerja jantung semakin
keras, yang ditandai dengan rasa berdebar-debar, pembuluh darah menciut
dan tekanan darah naik.
- Sedangkan di otak zat tersebut menyebabkan
rasa "alert" (waspada, curiga dan berjaga-jaga), sehingga orang yang
meminumnya tidak terserang rasa mengantuk.
- Adrenalin dan nor
adrenalin merupakan hormon yang berfungsi mengubah glukosa menjadi
energi. Hal inilah yang menyebabkan pemakai ecstacy selalu mempunyai
energi untuk beraktivitas tanpa kenal lelah. Padahal perubahan untuk
membentuk energi itu sangat berbahaya, karena tidak berlangsung alamiah,
atau dipaksakan.
Setelah menelan pil ini, suhu tubuh meningkat dan
rasa panas menjalar ke seluruh tubuh. Bila sudah klimaks, atau sering
disebut dengan istilah on, sinar lampu menjadi begitu indah dan hentakan
musik keras house music menyebabkan tubuh serasa tersedot mengikuti
gerak iramanya. Reaksi pil ini umumnya berkisar tiga sampai lima jam,
tergantung kualitasnya.
Para pakar farmakologi dan kedokteran di
berbagai negara, menyebut pil ini bisa menimbulkan kelumpuhan otak. Di
AS disebutkan sudah puluhan orang meninggal setelah menelan pil ini. Itu
pula sebabnya pil ini diharamkan dibanyak negara. MDMA
(methylenedioxy-phenethylamine) merupakan unsur utama ecstacy yang
berefek menstimulasi otak. MDMA bukan tergolong obat, juga tak termasuk
narkotika, tapi zat ini termasuk sebagai salah satu zat psikotropik,
digunakan untuk menimbulkan rasa senang. MDMA berpengaruh neurotoksik
khususnya terhadap sel-sel neuron dari otak. Tidak sama seperti heroin
atau kokain, ecstacy memang relatif kurang menimbulkan ketagihan. Mereka
masih bisa bekerja sehari-hari secara normal sekalipun tidak menyantap
pil itu. Tapi justeru di sinilah sesungguhnya batas keampuhan ecstacy
yang disebut-sebut sangat menakutkan itu. Tidak seperti kokain atau
heroin, ecstacy tidak boleh digunakan setiap hari. Setiap kali menelan
pil ini, pemakainya harus istirahat sehari penuh dan hanya boleh
memakannya kembali minimal 4 hari kemudian. Jika tidak demikian, jangan
harap akan mencapai on" seperti yang diharapkan. Esstacy tidak bisa
dicampur dengan alkohol, akibatnya bisa fatal. Padahal di berbagai
diskotek di Indonesia, para pemakainya kerap memimum bir atau whiski,
untuk mempercepat terjadinya on
Di Eropa sendiri ecstacy sudah mulai
tidak laku. Kalangan muda kembali ke kokain, hasis, dan ganja yang
ditanam dirumah. "On-nya" bisa setiap waktu, sementara ecstacy tidak
jelas kapan mulainya atau diperlukan waktu yang cukup lama terutama bagi
mereka yang sudah terbiasa memakainya.
3. Dampak ecstacy pada kesehatan
Ecstacy
berbahaya, pil ini bisa merenggut nyawa. Kebanyakan orang mengkaitkan
kematian penggunaan ecstacy dengan kuantitas pil yang ditelan oleh
seseorang (dosis). Kematian akibat ecstacy seolah-olah hanya bisa
terjadi karena penggunaan yang berlebihan atau overdosis. Pada ecstacy
persoalannya bukan hanya terletak pada jumlah penggunaan semata, namun
campuran zat yang terkandung dalam sebuah pil ecstacy tidak pernah
diketahui dengan pasti.
Penyakit lever atau ginjal, merupakan
penyakit yang bisa timbul akibat penggunaan ecstacy. Zat-zat ini
merupakan racun dan tidak bisa disaring, sehinggga menyebabkan
penumpukan racun dalam organ tersebut. Gangguan akan timbul segera atau
bahkan setelah pemakaian yang lama. Sementara gerakan yang berlebihan
dari pengguna ecstacy, bisa menyebabkan hilangnya keseimbangan cairan
tubuh, sehingga menimbulkan dehidrasi.
Penggunaan ecstacy akan
berakibat fatal jika seseorang tidak mengetahui adanya gangguan pada
jantung atau paru-parunya. Pada orang yang mengalami infark jantung
misalnya, jika jantungnya dipacu terus menerus (seperti pada penggunaan
ecstacy) akan sangat berbahaya, karena jika tidak kuat bisa
mengakibatkan kematian. Begitu juga bagi mereka yang mempunyai gangguan
paru-paru. Pacuan ecstacy bisa menekan pernapasan.
Kematian akibat
ecstacy ini pasti akan bertambah karena alasan tersebut di atas,
disamping para pemakai tidak pernah mengetahui isi campuran di dalam pil
yang dikonsumsinya. Di AS pernah ditemukan MDMA dicampur dengan
narkotika. Ini sangat membahayakan si pengguna. Lagipula siapa yang
bertanggung jawab ? Dalam hal ini susah dicari, karena pembuat pil
ecstacy bukan perusahan farmasi legal. Apa yang dicampurkan ke dalam pil
tersebut tergantung pada selera si pembuat. Pil ecstacy disebut juga
sebagai tablet rekayasa dan semata-mata hanya untuk kepentingan mencari
untung. Ecstacy bukan merupakan nama ilmiah, melainkan "nama ialanan"
untuk salah satu bentuk tablet-tablet rekayasa tersebut.
Efek toksik
juga dapat ditimbulkan oleh unsur komposisi pelengkap ecstacy yang
sampai kini sukar diketahui seluruhnya (jenisnya bervariasi) dan masih
memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa unsur campuran yang
ditemukan antara lain berupa laktosa, mannitol, lidokain, kafein, dan
juga kokain. Karena itu, sindrom klinik dari pengguna ecstacy sangat
tergantung dari jenis komposisi zat yng terkandung di dalam pil
tersebut.
Selain berefek stimulasi. ecstacy (MDMA) bisa memberikan
efek eforia atau rasa senang berlebihan. Segera setelah menggunakan zat
tersebut, seseorang akan merasa energinya bertambah, bicaranya lancar,
sehingga cenderung tak mau diam. Tak heran kalau kemudian ecstacy
dijuluki sebagai wonder drugs (obat ajaib).
Kebiasaan tripping,
bergoyang tak henti-henti selama beberapa jam, memang merupakan salah
satu "kenikmatan" yang diperoleh dari esstasy (MDMA), apalagi jika
dibarengi dengan musik yang pas. "Musik rumah" (house music) adalah satu
jenis irama yang dikenal di kalangan pengguna esctasy sebagai irama
yang cocok untuk tripping. Antara keinginan gerak dengan musik ini
kelihatannya memang sudah diperhitungkan betul oleh pencipta ecstacy dan
musik, sehingga jika musiknya pas, pengguna ecstacy akan merasakan
kenikmatan dan terus-menerus menggoyang-goyangkan kepala.
4. Adiktif
Seperti
halnya penggunaan zat psikotropika lainnya, ecstacy juga memberi dampak
ketagihan (adiktif) pada penggunanya. Kapan seseorang mulai ketagihan
pada ecstacy, sangat tergantung pada yang bersangkutan. Kepribadian
seseorang ikut mempengaruhi kelanjutan dari penggunaan ecstacy. Artinya
pada orang tertentu, tahap coba-coba tidak menimbulkan akibat lanjut,
tapi pada orang lain yang kepribadiannya tidak matang, tahap coba-coba
bisa berlanjut sampai ketagihan.
Pada intoksikasi esctasy (MDMA),
salah satu gejala yang paling mudah tampak adalah gerakan kejang terus
menerus disekitar geraham gigi, disebut sebagai bruxism. Maka tak heran
bila orang yang sedang tripping, gerahamnya mencengkeram serta gigi
mengeretak. Gejala lainnya yang timbul berupa mulut kering, tremor,
sakit kepala dan pusing, badan berkeringat, serta suhu badan berubah
panas.
Sementara dari segi psikologis, intoksikasi estacy bisa
ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti meningkatnya kepercayaan diri,
meningkatnya emosi (kadang-kadang kehilangan kendali), juga meningkatnya
komunikasi dan intimasi. Selain itu intoksikasi DMA bisa berupa rasa
senang berlebihan, rasa puas dan riang, panik sampai kehilangan realita,
mengurangnya konsentrasi, perubahan persepsi, serta insomnia.
5. Penutup
Pada
dasarnya penyembuhan penderita ketergantungan esctasy dan penderita
ketergantungan obat ada 2 cara yaitu detoksifikasi (dibebaskan dari
racun) dan stabilisasi mental (terapi kepercayaan dan berkomunikasi).
Pada
mereka yang sudah sampai tahap adiktif, penanganannya harus dilakukan
dengan terapi tertentu secara bertahap. Menghentikan pemakaian secara
mendadak, selain hampir tidak mungkin, juga bisa menimbulkan ekses yang
justru berakibat negatif. Sebab pada mereka yang sudah adiktif,
pemutusan penggunaan ecstacy secara tiba-tiba membuat mereka lemah sama
sekali.
Begitu juga sindrom lain dari putusnya penggunaan MDMA harus
diperhitungkan. Pada mereka bisa terjadi depersonalisasi. Mereka merasa
diri bukan dirinya lagi. Sementara perasaan mudah tersinggung seringkali
mengiringi sindrom depersonalisasi. Pada sindrom putus MDMA, salah satu
gejala yang juga menonjol adalah terjadinya ketidakstabilan emosi. Lalu
yang juga sangat bahaya, mereka cenderung depresi.